Menjadi Full Time Mom Anti Baper Dan Bahagia

Sabtu, 28 September 2019



Di Indonesia, pekerjaan full time mom atau yang lebih familiar disebut  ibu rumah tangga  masih saja  dianggap sebelah mata oleh sebagian masyarakat Indonesia. Terlebih jika ibu rumah tangga itu adalah seorang sarjana, lengkaplah sudah dianggap pengangguran. Ditambah lagi dengan rutinitas monoton setiap harinya, mulai dari mencuci, memasak, mengurus segala keperluan anak dan suami, tentu membuat perasaan sang ibu kian tertekan.
Buat para FTM, tidak perlu merasa baper berkepanjangan. Ragam tips ini dapat menghilangkan kejenuhan dan baper selama melakukan rutinitas rumah tangga
  1. Atur jadwal harian
Catat jadwal rutinitas harian dan tentukan skala prioritas, agar pekerjaan rumah tidak keteteran. Sebagai contoh, di awal minggu, catat menu masakan untuk seminggu, dan berbelanjalah di awal minggu.

  1. Temukan passion
Carilah passion pada diri Anda. Passion adalah segala sesuatu yang dikerjakan dengan sepenuh hati karena kita menyukai hal tersebut. Jika ditekuni dengan serius, passion tidak hanya membantu FTM menemukan jalan untuk aktualisasi diri, namun juga dapat menghasilkan uang.

  1. Jadikan hobi sebagai rutinitas
Selain dapat menjadi sarana aktualisasi diri, rutin menekuni passion juga dapat membantu menghindari kebiasaan konsumtif, serta membantu menghilangkan kejenuhan di rumah.

  1. Refreshing
Coba komunikasikan dengan pasangan jadwal untuk berekreasi di akhir pekan.Tidak mesti seminggu sekali, refreshing juda dapat dilakukan 2 minggu atau sebulan sekali.

  1. Cari komunitas guna pemberdayaan diri
Perlu bagi seorang FTM untuk bergabung dalam suatu komunitas agar bisa bertukar pikiran.Anda bisa gabung di ibu-ibu PKK, arisan RT/RW, pengajian mingguan di mesjid, dan lain-lain.

  1. Jadwalkan ke perpustakaan atau banyak membaca
Sebagai seorang FTM yang pekerjaannya monoton, penting untuk memperkaya ilmu dengan banyak membaca. Ada baiknya jika FTM menjadwalkan kunjungan rutin ke perpustakaan bersama anak-anak. Terlebih saat ini sudah banyak perpustakaan milik pemerintah yang ramah anak, sehingga bisa sekaligus menumbuhkan minat baca anak.

  1. Bijaklah menggunakan media sosial
Media sosial adalah dunia tanpa batas.Jika tidak bijak menggunakannya, Anda bisa saja terjerumus ke hal-hal yang bersifat negatif. Gabunglah pada grup-grup dan komunitas yang dapat menambah ilmu dan wawasan serta pemberdayaan diri.

  1. Perbanyak beribadah
Kesibukan dalam mengurus keperluan keluarga harus diimbangi dengan ibadah yang tekun. Kedekatan dengan Sang Pencipta juga menjadikan hati dan jiwa kuat dalam mengarungi bahtera rumah tangga.

Ketika Tulang Rusuk Harus Menjadi Tulang Punggung

Jumat, 20 September 2019



Sering kali kita mendengarkan ungkapan 
“Wanita tercipta dari tulang rusuk, maka jangan jadikan ia tulang punggung”

Ungkapan diatas sungguh dalam maknanya. Sejatinya perempuan itu lemah, ibarat tulang rusuk yang bengkok, namun kenyataan yang ada, justru mereka harus kuat layaknya tulang punggung.
Rumah tangga bahagia adalah rumah tangga dimana pasangan suami istri menjalani peran masing-masing, suami mencari nafkah dan istri menjalani  kodratnya dalam  mengurus kebutuhan rumah  tangga  Namun pada kenyataannya, kebanyakan pasangan masih memberikan peluang lebih kepada istri, selain mengurus rumah dan anak, juga untuk  bekerja di luar rumah. Namun apa yang terjadi jika penghasilan istri lebih besar dari pada  penghasilan suami. Niat yang semula istri hanya  membantu suami untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, kini bergeser menjadi ponopang ekonomi keluarga. Lelah dan letih sungguh yang dirasakan oleh sang istri, sebab dia sering merasa kewalahan dalam menjalani perannya, sebagai istri dan ibu di rumah,  juga sebagai tulang punggung dalam keluarga. Jika Anda berada dalam posisi ini, berikut hal-hal penting yang mesti  dipahami dalam menjalani peran sebagai tulang punggung.

Pertama,  ikhlaslah dalam melaksanakan segala sesuatu.
Setiap pekerjaan yang di lakukan dengan tidak ikhlas pasti akan terasa berat. Untuk itu keikhlasan sangat di perlukan dalam menjalani peran ini.

Kedua,  jalin komunikasi yang mesra bersama suami dan selalulah berdisikusi
Komunikasi adalah hal yang sangat penting dalam sebuah hubungan, termasuk komunikasi untuk selalu berkomitmen dalam mengatur keuangan , pendidikan anak dan sebagainya.

Ketiga,  motivasi terus suami untuk giat dalam mencari nafkah.
Suami yang penghasilannya lebih rendah sering merasa harga dirinya terkoyak, karena mereka sadar bahwa tugas utama suami adalah mencari nafkah dan menjadi ekonomi keluarga. Untuk itu diperlukan motivasi yang besar dari istri untuk selalu mendorong suami  giat dalam mencari nafkah.

Keempat,  jaga wibawa suami di mata anak-anak.
Istri yang berpengasilan besar cendrung mempunyai power di dalam rumah. Namun Anda perlu menekan dalam-dalam ego tersebut, guna menjaga wibawa suami di mata anak-anak.

Kelima, atur menejeman waktu untuk meringkaskan pekerjaan rumah.
Agar Anda tidak kelelahan menjalani dua peran, atur menejeman waktu. Diskusikan dengan suami pembagian tugas, manfaatkan perlengkapan elektronik rumah tangga guna meminimalisir pekerjaan rumah.

Keenam, perkuat ibadah serta banyak berdo’a.
Menjaga kedekatan dengan sang pencipta sangat penting, dalam mengaruni bahtera rumah tangga. Perbanyak berdoa kepada Tuhan supaya anda di beri kekuatan dalam menjalani dua peran serta berdoa agar suami selalu giat dalam mencari nafkah.

Ketika Hijab Sekedar Tren




Sejak kemunculan Oki Setiana Dewi pada film Ketika Cinta Bertasbih di tahun 2009, fenomena hijab semakin booming. Peluang itu pun segera diambil oleh produsen busana untuk merancang hijab syar’i, maka bermunculan lah hijab syar’i dengan bermacam-macam model dan warna. Sasaran konsumen mereka tak lain adalah ibu-ibu dari berbagai komunitas, seperti ibu-ibu pengajian majlis ta’lim, ibu-ibu pebisnis dari kalangan muslimah, dan lain-lain.
Mereka yang dulunya hanya memakai tudung kepala, kini berganti dengan hijab syar’i ketika akan berpergian. Ya, hijabnya hanya sebatas berpergian saja. Setelah itu,  saat di rumah hijab berbalut manis saat berpergian pun hilang entah kemana. Itu adalah realita yang terjadi di  masyarakat kita saat ini, ketika orang beramal tanpa ilmu, hanya akan mendapat kesia-siaan

Mari kita bicara Hijab sesuai syariat. Dalam bahasa arab Hijab artinya berarti penghalang, atau benda yang menutupi sesuatu. Pada beberapa Negara, hijab lebih merujuk kepada kerudung yang digunakan oleh wanita muslim. Islam mengajarkan agar para wanita setelah akil baligh berhijab yaitu menutup aurat secara sempurna. Dalam Surat An Nur ayat 21 di terangkan siapa saja yang termasuk mahram wanita yaitu : suami, ayah kandung, mertua laki-laki, anak laki-laki kandung, saudara laki-laki kandung, anak laki-laki kandung dari suami, anak laki-laki kandung dari saudara laki-laki kandung dan saudara perempuan kandung.

Dalam Hadist juga diterangkan bahwa aurat wanita itu selain muka dan telapak tangan. Jika dikaitkan dengan firman Allah surat An Nur ayat 31, selain orang-orang  yang disebutkan dalam surat An Nur ayat 31 hanya boleh melihat aurat wanita yaitu muka dan telapak tangan. Sementara aurat wanita di hadapan mahramnya dalam al Majmu fatwa Ibnu Taymiyah adalah seluruh anggota tubuh yang digunakan saat berwudhu.

Rasulullah Shalallahu’alaihiwasalam pernah menangis tersedu-sedu ketika ditanya oleh Ali Ra dan Fatimah Ra, putri beliau. Rasulullah bercerita, “Saat melakukan perjalanan Isr’a dan mi’raj ke langit, aku melihat para wanita dari umatku diazab dengan siksaan yang pedih, maka jika mengingat itu aku menangis”. Kemudian beliau bersabda,“Wanita yang digantung dengan rambutnya dan otak kepalanya mendidih adalah wanita yang tidak mau menutupi rambutnya dari pandangan laki-laki yang bukan mahram”.

Semoga tulisan ini mengingatkan kita kembali untuk berhijab sesuai syariat, karena batasan hijab itu bukan hanya ketika kita akan keluar rumah untuk berpergian atau tidak keluar rumah, melainkan apa-apa yang hanya boleh di tampakkan kepada yang bukan mahram. Dengan itu menjadikan kita berhijab bukan sekedar tren belaka.

Seberapa Penting Media Sosial Buat Kamu

Untuk saat ini media sosial  tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Segala aktiivtas manusia selalu terhubung dengannya. Adanya media sosial orang bisa menemukan keluarga atau teman yang dicari selama ini. Sanak family bisa bertegur sapa dalam satu grub bernama media sosial. Sayangnya banyak orang beranggapan media sosial hanya digunakan untuk hal-hal bersifat negatif. Apalagi ditambah dengan viralnya isu pelakor, serta reunian sebagai cikal bakal perselingkuhan.  Memang beberapa peristiwa yang sempat viral atau mampir ditime line kita menceritakan beberapa kejadian seperti seorang istri yang rela meninggalkan anak dan suami hanya demi cinta pertamanya yang ditemui semasa reunian, atau anak-anak Abege yang dibawa kabur dengan orang dibaru kenal melalui media sosial.


Banyak hal yang bisa dilakukan dalam bermedia sosial. Hal ini sepenuhnya terpulang dari sipenggunanya itu sendiri, mau dibawa kearah positif ataupun sebaliknya. Berikut manfaat media sosial yang menolong saya ketika saya benar-benar membutuhkan
Pertama : Media Sosial Menambah Wawasan (Edukasi).
Manfaat media sosial khususnya facebook begitu terasa, saat saya melahirkan anak ketiga. Berlangsung pada tahun 2013. Waktu itu saya sangat membutuhkan informasi terkait ASI dan tumbuh kembang Anak. Dengan adanya facebook informasi yang didapat menjadi lebih mudah, dengan bergabung dalam grub seputar ASI dan tumbuh kembang anak. Dari informasi digrublah saya kemudian menjadi tahu akan pentingnya memberikan ASI ekslusif  hingga usia enam bulan, lalu dilanjutkan dengan pemberian MPASI handmade (buatan sendiri).
Jadi selama Adam anak ketiga saya telah makan, saya tetap harus mengusahakan MPASI handmade dan menjauhkannya dari makanan pabrikan termasuk cemilannya seperti biskuit  Mil*a dan s*n.  Ini sangat berbeda sekali dengan Anak-anak sebelumnya karena minimnya informasi serta manut dengan apa yang dibilangin orang-orang, bodohnya saya waktu itu, mencampurkan pemberian asi dengan sufor, juga memberikan MPASI diusia mereka yang baru 4 bulan, apalagi dengan yang instan.  Terkadang malah roti gabin saya siram dengan teh hangat buat anak-anak. Jika ingat itu saya selalu merasa bersalah dengan mereka berdua.
Ketika  Adam sudah MPASI saya jauhkan dari makanan pabrikan selama setahun termasuk tidak memberikan air teh juga MPASI NO Gula dan Garam (maunya sih sampe usia dua tahun bahkan lima tahun, hanya sering digoda dengan jajanan Abang dan Kakaknya). Kemudian ketika Adam demam, saya tidak buru-buru membawanya kedokter, selagi masih Asi, Adam saya gempur dengan Asi, dan memeluknya skin to skin agar panasnya turun untuk membuatnya terasa nyaman. Alaminya demam akan turun selama tiga hari, karena tubuh memilik anti body. Jika demam lebih dari tiga hari, berarti ada indikasi penyakit atau infeksi lain, maka harus segera dibawa kedokter.
Begitu juga saat beberapa hari dia tidak buang air besar ketika masih Asi elslusif, saya masih tidak khawatir karena masa tenggang anak tidak pup adalah 14 hari. Semua informasi tersebut saya dapatkan ketika shering digrub facebook yang notabanenya para admin adalah mereka yang ahli dibidangnya.
Perjuangan saya agar Adam medapatkan haknya berupa ASi hingga dua tahun serta MPASI buatan sendiri tidak sia-sia. Diumurnya yang sudah genap lima tahun, hingga detik ini saya belum pernah membawanya kedokter. Beberapa kali pernah demam, cukup dengan home treatment.  Untuk buat dia merasa nyaman, palingan saya hanya memberikan inzana. Dan yang paling saya suka dari itu adalah dia suka sekali makan sayur dan buah-buahan, segala jenis buah disantapnya. Kadang dia makan semangkok sayur bayam tanpa nasi.
                Cara saya ini juga nanti akan saya terapkan buat sikecil Khadijah, walau setelah melahirkan Khadijah, payudara saya membengkak dan puting yang luka, sehingga saat Khadijah ngAsi  saya hanya meringis menahan sakit. Melihat itu, suami mawarkan sufor, langsung saya tepis sebab Khadijah juga harus mendapatkan haknya berupa Asi ekslusif.
                Bagi saya, facebook memberikan manfaat besar terhadap tumbuh kembang anak-anak. Menjadikan saya teredukasi. Apajadinya jika facebook hanya digunakan buat status lebay dan narsis. Manalah lagi minimnya referensi serta keterbatasan kesempatan untuk membaca. Tentulah dengan shering dan berbagi pengalaman digrub dapat menambah wawasan juga pertemanan.

Kedua : Media Sosial Menyelamatkan Hidup
Menjelang persalinan Khadijah kemarin, dengan Hb rendah hanya 8,2 dan dokter mengintruksikan agar menyetok dua kantong darah untuk persiapan operasi esok harinya. Malam itu kami bergelirya mencari darah golongan B+. Saya menelpon kakak  untuk mendonorkan darahnya, ternyata dia tidak bisa, Abang kandung juga sedang berlibur  bersama keluarga diluar kota. Keponakan juga baru sebulan lalu ikut aksi donor darah.
Kemudian suami menginformasikan di grub whatsapp grup (media sosial), mencari yang bersedia  mendonorkan darahnya dengan golongan darah b+. Tidak sampai satu jam, suami dapat waprian dari dua orang temannya yang bersedia membantu kami. Alhamdulilah keep dua orang dan kami langsung janjian bertemu di PMI malam itu juga.
Kalau seandainya kami tidak menggunakan media sosial, tentu akan sulit mendapatkan darah dengan segera. Kami akan disibukkan dengan menelpon kesana kemari mencari pendonor darah.

Selengkapnya disini